BERIKUT JUGA ADALAH RINGKASAN CERAMAH AGAMA, HAKIKAT DARI RADIKALISME

Di akhir-akhir ini muncul fitnah yang menimpa kepada kaum Muslimin secara menyeluruh, dan secara khusus kepada Ahlus sunnah, yaitu ketika muncul istilah radikalisme.

Kemudian timbullah istilah-istilah dalam Islam yang “diidentikkan” dengan radikalisme, yang sesungguhnya istilah-istilah itu ada dalam agama ini, agama Islam, dan istilah itu telah dijelaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala di dalam Al-Qur’an dan di dalam Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, juga dalam kitab-kitab para ulama yang dikarang dari para tabi’in, tabi’ut tabi’in, sampai (zaman) kita hari ini.

Ketika dimunculkan istilah-istilah yang sesungguhnya istilah benar dan syar’i, seperti istilah jihad, istilah daulah Islam, istilah syari’ah, istilah bid’ah, dan istilah kafir, menjadi sesuatu yang dianggap berindikasi ataupun yang melatarbelakangi radikalisme / kekerasan. Maka kita melihat 2 fenomena yang sangat berbahaya di tengah-tengah umat Islam, terutama tentunya kaum Muslimin yang awam terhadap agamanya sendiri, di mana 2 bahaya ini adalah berikut.

Pertama : akan menjadikan semakin jauhnya orang-orang yang lemah terhadap agamanya untuk mengetahui dan menelaah agamanya. Misalnya: Ketika diindikasikan bahwa jihad identik dengan kekerasan, maka mereka tidak mau belajar apa itu jihad dan mereka juga antipati dengan istilah jihad dan hakikatnya. Demikian juga istilah “daulah Islam”, “khalifah”, “khilafah”, ataupun “negara Islam”, karena diidentikkan bahwa orang yang ingin menegakkan daulah Islam adalah radikal, dst. Demikian juga istilah “bid’ah”, di mana apabila seseorang berbicara tentang definisi bid’ah dan pembagian bid’ah, identik dengan yang akan memecah-belah umat, diidentikkan bahwa ini adalah orang yang radikal, maka tentunya kaum Muslimin akan semakin jauh, tidak akan mempelajari, dan antipati ketika mendengar pembahasan apa itu bid’ah, definisi bid’ah, dst. Demikian juga dengan istilah “takfir” atau “pengkafiran”, maka semakin jauh orang-orang awam mempelajari agama ini dan menelaah agama ini, karena mereka merasa takut ketika mempelajari apa-apa yang merupakan bagian dari agamanya, kemudian diidentikkan dengan istilah radikalisme / terorisme.

Sedangkan yang kedua : akan menjadikan lemah dan akan menimbulkan rasa takut dari orang-orang yang kepada agama ini, di mana mereka mungkin orang-orang yang tidak istiqamah, orang-orang yang beragama tetapi mungkin terkadang lemah dengan timbulnya fitnah, tuduhan, dan cacian, maka menimbulkan mereka merasa takut kalau ingin menjelaskan agama ini. Misalnya, kalau dia berbicara tentang istilah-istilah agama ini, dia merasa takut nanti akan tertuduh ini terlibat A, B, atau C, dst.
Dalam kesempatan yang singkat ini, saya (Ustadz Abu Qatadah) ingin memaparkan sekilas, bahwa sesungguhnya istilah-istilah yang ada di dalam Al-Quran ataupun Sunnah dan istilah para ulama itu tidak identik dengan radikal. Di sini ada tiga pembahasan utama.

Pembahasan yang pertama dan utama, sesuatu yang wajib diyakini oleh setiap mukmin-mukminah, muslim-muslimah, baik ulamanya, orang awamnya, ataupun cendekianya, semuanya, bahwa dia harus meyakini bahwa Islam itu adalah agama yang menciptakan kedamaian-ketentraman, agama yang membawa kebaikan. Seorang Muslim, dia harus meyakini bahwa tidak ada kebaikan yang sesungguhnya, yang hakiki, kecuali dengan dinul Islam. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan tegas menjelaskan dalam Surat Al-Anbiya’, ayat ke-107, yaitu ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan salah satu hikmah Allah mengutus Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bahkan mengutus para Nabi sebelumnya.

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ (الأنبياء: ١٠٧)

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.”

(QS Al-Anbiya’ [21]: 107)

Sumber : http://www.radiorodja.com/hakikat-radikalisme-ustadz-abu-qatadah/

Barokallohufyik…!!!

Tinggalkan komentar